BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kemampuan motorik adalah kemampuan untuk melakukan
gerakan. Kemampuan motorik diawali dengan koordinasi tubuh seperti duduk,
merangkak, berdiri, dan diakhiri dengan berjalan. Perkembangan ini merupakan
pengendalian gerakan yang terkoordinasi antara pusat syaraf dan otot.
Perkembangan fisik dan perkembangan gerak merupakan
dua aspek yang hanya bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan. Perkembangan
dan pertumbuhan fisik sangat menentukan terhadap kemampuan fisik untuk
melakukan gerakan - gerakan. Makin baik kualitas fisiknya, maka makin baik pula
perkembangan untuk menguasai berbagai macam gerakan.
Perkembangan fisik dan gerak bayi merupakan
kelanjutan dari perkembangan yang telah terjadi pada masa janin yang masih berada
didalam kandungan ibunya. Pertumbuhan dan pematangan akan mempengaruhi
perkembangan perilaku bayi jika perkembangan perilaku tersebut bisa
disempurnakan melalui proses belajar dalam bentuk dan rangsangan.
Perkembangan fisik bayi baik sebelum dilahirkan maupun sesudah akan mengalami perubahan terus menerus dalam bentuk dan proporsi ukuran bagian tubuhnya sejalan dengan pertambahan ukuran yang menjadi besar, panjang maupun tinggi. Dalam setiap fase perkembangan bayi dapat dimaksimalkan dengan cara - cara dan rangsangan tertentu tergantung dari kesiapan fisik dan umur. Itu semua dimulai dari periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia. Periode prenatal merupakan periode awal yang sangat menentukan pola perkembangannya pada periode – periode selanjutnya.
Perkembangan fisik bayi baik sebelum dilahirkan maupun sesudah akan mengalami perubahan terus menerus dalam bentuk dan proporsi ukuran bagian tubuhnya sejalan dengan pertambahan ukuran yang menjadi besar, panjang maupun tinggi. Dalam setiap fase perkembangan bayi dapat dimaksimalkan dengan cara - cara dan rangsangan tertentu tergantung dari kesiapan fisik dan umur. Itu semua dimulai dari periode prenatal atau masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia. Periode prenatal merupakan periode awal yang sangat menentukan pola perkembangannya pada periode – periode selanjutnya.
B.
Rumusan
Masalah
1. Seperti
apakah pertumbuhan dan perkembangan fisik anak kecil ?
2. Seperti
apakah pertumbuhan dan perkembangan motorik anak kecil ?
C.
Tujuan
1. Untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan fisik anak kecil.
2. Untuk
mengetahui pertumbuhan dan perkembangan motorik anak kecil.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pertumbuhan
fisik
Yang
disebut anak kecil adalah anak yang berusia antara 2 sampai 6 tahun. Ada yang
berpendapat bahwa masa anak kecil sudah mulai sejak anak kecil usia 1 tahun.
Pendapat ini beralasan dan alasannya juga bisa diterima. Yang jelas bahwa
individu disebut anak kecil sesudah ia mampu berjalan sendiri, berada pada umur
berapa anak mulai bisa berjalan sendiri berbeda-beda. Ada yang mulai berjalan
umur 1 tahun dan ada pula umur 2 tahun
bahkan lebih. Umur 2 tahun dipakai sebagai batasan mulainya anak kecil berdasarkan perhitungan bahwa pada umur 2
tahun pada umumnya anak sudah mulai berjalan. Di samping pertimbangan alasan
tersebut, ada alasan lain yang menjadi pertimbangan yaitu bahwa mulai umur 2
tahun ada kecenderungan sifat pertumbuhan yang cukup jelas membedakan dengan
sifat pertumbuhan pada masa sebelumnya. Pada masa bayi yaitu umur sampai 2
tahun pertumbuhan relatif cepat, dan sesudahnya kecepatan relatif menurun.
Sampai umur 1 tahun pertumbuhan fisik bisa kurang lebih 20%, pada tahun kedua
kurang lebih 12%, pada tahun ketiga kurang lebih 9%, pada tahun keempat 7%,
pada tahun kelima 6,5% dan pada tahun ke enam 5,5%.
Pada
masa anak kecil pertumbuhan tinggi dan
berat badan relatif menurun kecepatannya dibanding masa sebelumnya. Tinggi badan dan berat badan sama2 meningkat,
tetapi presentase peningkatannya berbeda.
Presentase tinggi badan bisa mencapai 2 kali lipat. Apabila antara anak
laki laki dengan anak perempuan dibandingkan, ada beberapa hal yang bisa diidentifikasi,
yaitu :
- Anak
laki laki pada umunya cenderung sedikit lebih tinggi dan lebih besar dibanding
anak perempuan.
- Proporsi
rata rata seimbang, atau kecepatan pertumbuhan sama
- Perbandingan
lebar bahu dan lebar panggul belum ada perbedaan.
Pertumbuhan
tulang, otot, jaringan lemak tubuh didalam membentuk peningkatan pertumbuhan
fisik ada kecenderungan berbeda dibanding pada masa bayi atau pada masa dewasa.
Beberapa kecenderungan tersebut adalah:
- Peningkatan
berat badan sampai awal tahun kelima lebih banyak dihasilkan dari pertumbuhan
tulang dibanding yang dihasilkan dari pertumbuhan jaringan otot dan lemak. Hal
ini terjadi karena cepatnya proses pertumbuhan tulang pada masa ini.
- Sampai
pada awal tahun kelima peningkatan jaringan otot hanya kecil, tetapi sesudahnya
terjadi peningkatan yang lebih cepat. Peningkatan jaringan otot yang lebih
cepat mulai tahun kelima menghasilkan peningkatan potensi yang lebih besar
untuk melakukan berbagai macam aktifitas fisik. Peningkatan berat badan pada
umur antara 5 dan 6 tahun lebih banyak di hasilkan dari peningkatan jaringan
otot.
B.
Perkembangan
Kemampuan Fisik
Perkembangan
kemampuan fisik pada anak kecil bisa diidentifikasi dalam beberapa hal. Sifat perkembangan
fisik yang bisa diamati adalah sebagai berikut:
1. Terjadi
perkembangan otot –otot besar cukup cepat pada 2 tahun terakhir masa anak
kecil. Hal ini memungkinkan anak melakukan berbagai gerakan yang lebih leluasa
yang kemudian bisa dilakukannya bermacam-macam keterampilan gerak dasar.
Beberapa gerak dasar misalnya berlari, meloncat, melempar, menangkap, dan
memukul berkembang secara bersamaan tetapi dengan perkembangan yang berlainan.
Ada yang lebih cepat dikuasai dan ada yang baru dikuasai kemudian.
2. Dengan
berkembangnya otot-otot besar, terjadi pulalah perbedaan kekuatan yang cukup
cepat, baik pada anak laki-laki maupun perempuan.
3. Pertumbuhan
kaki dan tangan yang secara proporsional lebih cepat dibanding dengan
pertumbuhan bagian tubuh lainnya, ini diakibatkan peningkatan daya ungkit yang
lebih besar didalam melakukan gerakan yang melibatkan tangan dan kaki. Daya
ungkit yang meningkat akan meningkatkan kecepatan dalam bergerak. Hal ini dapat
menunjang terbentuknya bermacam-macam keterampilan gerak dasar.
4. Terjadi
peningkatan koordinasi gerak dan keseimbangan yang cukup cepat. Koordinasi
gerak yang meningkat dan disertai dengan daya ungkit kaki dan tangan yang
semakin besar, menjadikan anak mampu menggunakan kekuatannya didalam melakukan
aktivitas. Sedangkan meningkatnya keseimbangan tubuh meningkatkan pada keluasan
rentangan gerak dalam melakukan gerakan keterampilan.
5. Meningkatnya
kemungkinan dan kesempatan melakukan berbagai macam aktivitas gerak fisik yang
bisa merangsang perkembangan pengenalan konsep-konsep dasar objek, ruang, gaya,
waktu, dan sebab akibat. Melalui gerakan fisik anak kecil mulai mengenali
konsep dasar objek yang berada di luar dirinya. Misalnya karena bisa menyepak,
mulai ia menyepak objek yang ada di dekatnya . kalau yang disepak adalah benda
bulat yang kemudian akan dikenal sebagai bola, maka anak menjadi mengenali
konsep tentang bola yang bisa disepak.
Pengenalan
anak kecil terhadap konsep-konsep tersebut tentu masih pada taraf yang sangat
sederhana dan belum bisa menjelaskannya. Pengenalan akan semakin kompleks
dengan makin banyaknya pengalaman mereka. Pengenalan konsep-konsep tersebut
sangat berguna untuk perkembangan koordinasi dan kontrol tubuh.
Bagi
anak kecil aktivitas gerak fisik dan pengalaman yang diperoleh di dalamnya bukan
hanya bermanfaat untuk perkembangan fisik, perkembangan fungsi organ-organ
tubuh, dan perkembangan kemampuan gerak, melainkan juga bermanfaat untuk
perkembangan intelektualnya. Sebelum mampu membaca, menulis, dan berhitung anak
kecil akan lebih banyak mengekspresikan buah pikirannya melalui aktivitas
fisik.
C.
Perkembangan
Gerak
Perkembangan
gerak anak kecil merupakan kelanjutan dari perkembangan gerak yang telah
terjadi pada masa bayi. Pada akhir masa bayi, anak mulai bisa berjalan sendiri,
memegang suatu objek dan memainkannya secara sederhana. Dengan mulainya anak
bisa berjalan dan memainkan suatu objek walaupun baru secara sederhana,
kemampuan tersebut menjadi modal perkembangan selanjutnya. Dengan modal
kemampuan gerak tersebut, telah memungkinkan bagi anak untuk melakukan
aktivitas fisik untuk menejelajahi ruang lebih luas. Anak bisa berpindah dari
satu tempat ke tempat yang lain, dan bisa mengambil sesuatu untuk kemudian
menggunakannya untuk bermain-main. Kemungkinan melakukan aktivitas seperti tersebut
sengat menntukan perkembangan gerak selanjutnya.
Pada
masa anak kecil, perkembangan gerak yang terjadi adalah berupa peningkatan
kualitas penguasaan pola gerak yang telah bisa dilakukan pada masa bayi, serta
peningkatan variasi berbagai macam pola-pola gerak dasar. Kemampuan berjalan
dan memegang akan semakin baik dan bisa dilakukan dengan berbagai macam variasi
gerakan.
Peningkatan
kemampuan gerak terjadi sejalan dengan meningkatnya kemampuan koordinasi mata,
tangan, dan kaki. Perkembangan gerak bisa terjadi dengan baik apabila anak
memperoleh kesempatan cukup besar untuk melakukan aktivitas fisik dalam bentuk
gerakan-gerakan yang melibatkan keseluruhan anggota-anggota tubuh.
Mengenai
perbandingan kemampuan gerak antara anak laki-laki dengan anak perempuan secara
umum hanya kecil atau hampir tidak berbeda, tetapi bila dilakukan pengukuran
atau penilaian terhadap beberapa macam kemampuan gerak, ada kecenderungan bahwa
dalam beberapa hal anak laki-laki lebih mampu atau lebih baik penguasaannya,
sementara dalam beberapa hal yang lain anak perempuan justru yang lebih mampu.
D.
Perkembangan
Kemampuan Gerak Dasar
Pada
masa anak kecil, perkembangan fisik berada pada suatu tingkatan dimana secara
organis telah memungkinkan untuk melakukan beberapa macam gerak dasar dengan
beberapa variasinya. Ukuran fisik yang semakin tinggi dan semakin besar, serta
peningkatan jaringan otot yang cepat pada tahun-tahun terakhir masa ini telah
memungkinkan bagi anak lebih mampu mempelajari ruang yang lebih luas, serta
menjangkau objek-objek yang berada di sekitarnya. Kemungkinan menjelajah
tersebut memacu berkembangnya kemampuan melakukan beberapa macam gerakan.
Perkembangan
keterampilan dasar anak-anak adalah sebuah proses penghalusan
keterampilan-keterampilan, oleh karena itu mereka mamakai berbagai cara yang
secara mekanik efisien. Proses ini sering meliputi perubahan kualitatif dalam
keterampilan, seperti melakukan langkah ke depan pada saat melempar. Beberapa
ahli mendiskripsikan perkembangan dari suatu keterampilan utama melalui tahap
demi tahap. Pernyatan ini didasarkan pada perubahan kualitatif melaui ciri-ciri
keterampilan yang utama, dimana ditandai dengan bagaimana kelanjutan ketelitian
anak-anak menggunakan prinsip-prinsip mekanik secara efisien. Sebagai contoh
dari perubahan penting yang ditandai dengan pencapaian sebuah level baru, yaitu
pada saat menggunakan ayunan kaki pada saat berjingkat atau menggunakan tangan
dan kaki secara berlawanan saat berlari. Dengan kata lain dapat dijelaskan,
tahap-tahap didasarkan pada perubahan kualitatif bagaimana kinerja anak,
daripada perubahan kinerja kuantitatif seperti jauhnya anak dalam berjingkat,
atau berlari dengan cepat.
Gerakan
berjalan dan memegang yang telah bisa dilakukan pada akhir masa bayi terus
makin dikuasai pada masa anak kecil. Selain makin dikuasainya gerakan-gerakan
lain yang pada dasarnya merupakan pengembangan dari gerakan berjalan dan
memegang. Beberapa macam gerak dasar dan variasinya yang semakin dikuasai atau
mulai bisa dilakukan, yaitu:
1. Berjalan
Perkembangan
kemampuan gerak berjalan berhubungan dengan peningkatan kekuatan kaki,
keseimbangan, dan koordinasi bagian-bagian tubuh yang mendukung mekanisme
keseimbangan. Kekuatan kaki diperlukan untuk mendukung beban berat tubuh,
keseimbangan diperlukan untuk menjaga tubuh tidak roboh. Untuk menjaga
keseimbangan pada saat memindahkan titik berat badan ke kaki depan yang
melangkah, koordinasi antar kaki dengan anggota tubuh bagian atas terutama
tangan sangat diperlukan. Perkembangan yang baik dalam hal kekuatan kaki, keseimbangan,
dan koordinasi antara kaki dengan tubuh bagian atas sangat menunjang kemampuan
anak melakukan berbagai variasi gerakan berjalan.
2. Berlari
Gerakan
berlari merupakan perkembangan dari gerakan berjalan. Gerakan dasar anggota
tubuh pada saat berlari menyerupai gerakan berjalan. Perbedaannya terletak ada
irama ayunan langkah, pada lari iramanya lebih cepat dan ada saat-saat
melayang.
Untuk
meningkat menjadi mampu berlari sesudah mampu berjalan, diperlukan peningkatan
kekuatan kaki dan koordinasi yang lebih baik antara otot-otot penggerak dengan
otot-otot yang berlawanan pada saat kaki melangkah. Kekuatan kaki yang lebih
besar diperlukan untuk menjejakkan satu kaki tumpu agar terjadi gerakan
melayang, dan untuk menahan berat badan pada saat kaki lainnya mendarat dan
dilanjutkan menjejak untuk gerakan langkah berikutnya. Koordinasi yang baik
antara otot-otot penggerak dengan otot-otot yang berlawanan diperlukan agar
perpindahan dari satu langkah-langkah berikutnya yang relatif cepat bisa
dilakukan dengan lancar atau tidak terputus-putus.
Karakteristik
bentuk gerakan berlari yang mula-mula bisa dilakukan oleh anak-anak adalah:
a. Gerakan
langkah masih terbatas rentanyannya.
b. Ayunan
lenggang tangan terbatas siku dan arahnya tidak sepenuhnya ke depan dan ke
belakang, melainkan cenderung ke arah samping.
3. Mendaki
Bersamaan
dengan pada saat anak belajar merangkak, ia juga belajar mengangkat tubuh dan
hal ini terjadi sebelum bisa berjalan. Setelah bisa berjalan anak berusaha
untuk mendaki, misalnya mendaki tangga rumah. Mula-mula anak bisa melakukan
apabila dibantu dipegangi orang dewasa, kemudian berusaha melakukan sendiri
apabila ada pegangannya. Perkembangan selanjutnya anak mampu melakukan sendiri
tanpa perlu menggunakan pegangan dengan gerakan seperti berjalan.
Perkembangan
kemampuan gerak mendaki tidak dibarengi dengan perkembangan kemampuan gerak
turun dari tempat yang didaki. Seringkali bisa dijumpai anak kecil yang
mula-mula berhasil memanjat kursi sendiri dengan cara seperti mearangkak,
setelah berada di atas kursi ia menangis karena tidak bisa turun sendiri. Ia
memerlukan bantuan orang lain untuk bisa turun dari kursi. Taraf perkembangan
selanjutnya ia menjadi bisa turun sendiri dengan cara mundur dimana bentuk
gerakannya seperti pada saat memanjat tetapi dengan arah mundur.
4. Meloncat
dan Berjengket
Kemampuan
gerak meloncat dan berjengket berkembang secara bersamaan. Pola gerak meloncat
dan berjengket merupakan perkembangan dari kemampuan gerak berjalan dan
berlari. Perkembangan pola gerak tersebut berupa modifikasi atau penyesuaian
dalam beberapa bentuk gerak dan identitas kemampuan fisik yang diperlukan untuk
mendukung gerakan.
Gerakan
meloncat mula-mula tampak atau bisa terbentuk dari gerakan berjalan atau
melangkah dari tempat yang agak tinggi ke tempat yang lebih rendah, misalnya
menuruni tataran tangga rumah atau turun dari bangku. Apabila anak berdiri di
atas bangku pendek dan ingin turun dengan cara melangkah, maka pada saat dia
melangkah turun akan terjadi loncat kecil karena kaki tumpu belum mampu meahan
berat badan dengan menekuk lutut sampai kaki yang melangkah menapak di lantai.
Gerakan seperti bisa membentuk gerakan meloncat.
Penguasaan
gerakan meloncat berkembang sejalan dengan peningkatan kekuatan kaki serta
keseimbangan dan koordinasi tubuh. Gerakan meloncat yang mula-mula dikuasai
adalah dengan cara menumpu dengan satu kaki dan mendarat dengan satu kaki yang
lain. Gerakan yang dikuasai kemudian adalah menumpu dengan kedua kaki
bersama-sama. Gerakan meloncat dengan tumpuan kedua kaki dan mendarat dengan
dua kaki baru dikuasai lebih kemudian.
Gerakan
berjengket lebih sukar dibandingkan dengan gerakan meloncat. Berjengket adalah
gerakan meloncat dimana loncatan dilakukan dengan tumpuan satu kaki dan
mendarat dengan satu kaki yang sama. Dengan bentuk gerakan itu jelas bahwa
diperlukan kekuatan kaki yang lebih besar, disamping diperlukan keseimbangan
dan koordinasi yang lebih baik.
Gerakan
berjengket pada umumnya mulai bisa dilakukan pada usia kurang lebih 4 tahun.
Namun, gerakannya masih belum baik. Kekuatan kaki, koordinasi dan keseimbangan
tubuh masih belum memadai untuk bisa melakukannya dengan baik. Gerakan
berjengket mulai bisa dilakukan dengan baik pada usia kurang lebih 6 tahun.
Pada saat kaki tumpu meloncat, kaki yang diangkat mengayun ke depan menunjang
lajunya gerakan.
Setelah
menguasai gerakan berjengket, pada umumnya anak-anak senang melakukannya dengan
berbagai variasi, misalnya melakukannya dengan arah gerakan ke depan, ke
samping, ke belakang, atau dengan arah yang berubah-ubah.
5. Mencongklang
dan Lompat Tali
Gerakan
mencoklang atau lari seperti langkah kuda dan lompat tali merupakan variasi
gerakan berjalan, berlari meloncat, dan berjengkat. Mencongklang terbentuk dari
kombinasi gerakan berjalan atau berlari dengan meloncat, sedangkan lompat tali
terbentuk dari kombinasi antara gerakan melangkah dengan berjengket.
Karena
gerakan mencongklang dan lompat tali merupakan variasi dari gerakan berjalan, berlari,
meloncat, dan berjengket, maka kedua gerakan tersebut baru dikuasai sesudah
dikuasainya gerakan-gerakan yang divariasikan. Gerakan mencongklang mulai bisa
dilakukan dengan lancar pada usia lebih 6,5 tahun. Gerakan loncat tali dikuasai
sesudahnya.
6. Menyepak
Gerakan
menyepak mulai bisa dilakukan oleh anak anak setelah mereka mampu
mempertahankan keseimbangan tubuhnya dalam posisi berdiri pada satu kaki
sementara satu kaki lainnya diangkat dan di ayun kedepan.
Pada
usia kurang lebih 2 tahun mekanisme keseimbangan tubuh dalam sikap berdiri
sudah semakin baik pada usia ini anak sudah mampu mempertimbangkan keseimbangan
tubuh dengan bertumpuh pada satu kaki dan satu kaki melakukan gerakan mengayun
menyerupai gerakan menyepak. Gerakan menyepak merupakan mula-mula hanya bisa
dilakukan dengan ayunan kaki yang terbatas. Sepakan hanya berupa ayunan kedepan
langsung dari posisi menapak. Tidak ada awalan yang berupa gerakan mengayun
kebelakang sebelum di ayun kedepan.
Kemampuan
melakukan gerakan menyepak pada anak kecil berkembang berjalan dengan
meningkatnya kekuatan kaki, keseimbangan dan koordinasi tubuh. Gerakan ini
mulai bisa dilakukan dengan lancar atau baik pada usia kurang lebih 6 tahun.
Pada usia ini pada umumnya anak anak sudah mampu gerakan menyepak yang dimulai
dengan ayunan kaki belakang sebagai awalan dan disertai dengan gerakan ikutan
sesudah kaki mengenai obyek yang disepak. Selain itu mekanisme menjaga
keseimbangan tubuh yang berupa ayunan tangan dan kecondongan tubuh menyesuaikan
dengan ayunan kaki sudah mulai efektif.
7. Melempar
Pada
umur kurang lebih 6 bulan bayi sudah bisa memegang benda kecil kemudian
melepaskannya seolah olah melempar. Gerakan seperti itu belum bisa dikatakan
sebagai gerakan melempar dalam arti sebenarnya. Melempar adalah gerakan
mengarahkan suatu benda yang dipegang dengan cara mengayunkan tangan kearah
tertentu. Gerakan ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan tangan dan lengan
serta memerlukan koordinasi beberapa unsur gerakan, misalnya antara ayunan
lengan dengan gerakan jari-jari yang harus melepaskan benda yang dipegang pada
saat yang tepat. Untuk melakukannya dengan baik perlu pula koordinasi gerak
yang baik dengan gerakan bahu, togok dan kaki.
Gerakan
melempar mulai bisa dilakukan oleh anak usia kurang lebih 2 tahun. Tetapi
gerakannya masih kaku dan koordinasinya belum baik. Penempatan posisi kaki dan
togok masih belum benar dan cenderung seperti berdiri biasa. Gerakan hanya
terbatas pada ayunan lengan dan sedikit gerakan badan.
Kemampuan
melakukan gerakan melempar terus berkembang, dan pada usia 6 atau 6,5 tahun
bentuk gerakannya sudah baik. Koordinasi gerak antara ayunan lengan, jari
tangan, togok, dan kaki sudah bisa membentuk gerakan yang efisien.
8. Menangkap
Awal
dari usaha untuk menangkap yang dilakukan anak kecil adalah berupa gerakan
tangan untuk menghentikan suatu benda yang menggulir di lantai, yang ada didekatnya.
Pada anak kecil yang bermain-main bola akan berusaha menangkap bola yang
menggulir di didekatnya. Apabila aktivitas itu dilakukan berulang-ulang akan
terjadi sinkronisasi gerakan tangan denagn kecepatan bola yang datang atau
menggulir di dekatnya. Perkembangan ini menjadikan anak mampu menangkap.
Menangkap
benda yang menggulir lebih mudah dari pada menangkap benda yang melambung. Oleh
karena itu, kemapuan menangkap benda yang dilambungkan akan berkembang
sesudah mampu menangkap benda yang
digulirkan. Dalam usaha menangkap benda yang dilambungkan, pada mulanya anak
kecil hanya menjulurkan tangannya lurus ke depan dengan telapak tangan terbuka
menghadap ke atas. Kemampuan menyesuaikan posisi tubuh dan tangan dengan posisi
dimana benda datang masih belum dimiliki. Karena itu usaha menangkap yang
dilakukan biasanya gagal. Hal tersebut terjadi pada anak-anak berusia kurang
lebih 3 tahun.
Kemampuan
menangkap berkembang sejalan dengan kemampuan anak untuk menaksir kecepatan dan
jarak benda yang akan ditangkap serta kecepatan reaksi gerak tangannya. Anak
semakin mampu bergerak menyesuaikan tubuh dan tangannya sesuai dengan benda
yang akan ditangkap. Gerakan tangan menjadi semakin efektif dan tidak kaku.
Untuk menyesuaikan terhadap benda yang ditangkap, anak menarik siku dan menekuk
siku ke samping badan. Pada usia 5-6 tahun gerakan menangkap sudah semakin
baik, tetapi untuk menguasai gerakan ini dengan baik baru dicapai pada usia
kurag lebih 8 tahun.
9. Memantul-mantulkan
Bola
Gerakan
memantul-mantulkan bola bisa terbentuk pada anak kecil apabila mereka telah
memperoleh kesempatan bermain-main dengan bola. Gerakan ini terbentuk mula-mula
dari gerakan menjatuhkan bola yang dipegang. Apabila anak menjatuhkan bola yang
dipegang dan ternyata bola itu memantul ke atas, maka ia akan berusaha
menangkapnya. Pada mulanya ia belum berhasil menangkapnya, tetapi dengan
melakukannya berulang-ulang ia akan berhasil. Begitu berhasil ia akan dengan
senang mengulanginya.
Kemampuan
memantulkan bola berulangkali tanpa menangkap berkembang sejalan dengan
kemampuan mengontrol kekuatan tangan dan atau tegaknya bola. Pada mulanya anak
berusaha memantul-mantulkan bola menggunakan satu tangan. Cara memantulkannya
dengan gerakan seperti menepuk-nepuk dan tangannya kaku. Hal ini umumnya
dilakukan oleh anak-anak usia kurang lebih 3 tahun. Dengan menungkatnya
kekuatan tangan dan koordinasi antara mata dan tangan maka kemampuan
memantul-mantulkan bola ini meningkat.
Penguasaan
gerakan memantul-mantulkan bola menggunakan satu tangan berkembang lebih awal
dibanding menggunakan dua tangan. Karena dengan menggunakan dua tangan
membutuhkan koordinasi dan sinkronisasi antara tangan kanan dan tangan kiri. Di
samping itu pengaturan posisi badan juga lebih sukar.
Besarnya
bola yang digunakan ada pengaruhnya terhadap tingkat penguasaan gerakan. Hal
ini berkaitan dengan ukuran dan kekuatan tangan. Anak kecil lebih mudah
memantul-mantulkan bola yang agak kecil dari pada menggunakan bola yang besar.
10. Memukul
Gerakan
memukul mula-mula muncul pada bayi dalam bentuk yang masih menyerupai gerakan
mendorong yang biasanya dilakukan apabila bayi menunjukkan kemarahannya.
Seperti bisa dilihat misalnya pada bayi yang disuapi padahal ia tidak mau, amka
ia mengayunkan tangannya berusaha menepis atau mendorong sendok yang akan
disuapkan. Juga misalnya bayi yang akan digendong oleh seseorang dan ia tidak
mau, maka bisa dilihat ia menolak dengan cara mengerakkan tangannya seperti
gerakan memukul ke arah depan bawah dengan telapak tangan terbuka sehingga
seperti gerakan mendorong. Ggerakan seperti itu akan berkembang menjadi gerakan
memukul dalam arti yang sebenarnya.
Gerakan
memukul dalam arti yang sebenarnya misalnya memukul bola, anak kecil mula-mula
berusaha dengan gerakan mengayunkan tangannya dengan lengan lurus ke arah depan
atas. Gerakan yang berkembang kemudian adalah memukul dari arah samping ke arah
depan. Memukul bola di atas kepala berkembang lebih kemudian. Demikian juga
perkembangan gerak memukul memakai alat misalnya raket bulutangkis. Anak-anak
yang bermain-main bulutangkis, mula-mula mereka memukulkan raket di depan badan
ke atas. Perkembangan selanjutnya mereka berusaha memukul dari samping badan,
dan kemudian berusaha memukul di atas kepala.
11. Berenang
Berenang
merupakan kegiatan yang bisa dilakukan anak kecil apabila mereka memperoleh
kesempatan untuk membiasakan diri bermain-main di air. Pada anak-anak yang
sejak kecil biasa bermain di air seperti halnya anak-anak yang tinggal di
pesisir, di dekat sungai, atau di dekat telaga, kebanyakan mereka sudah bisa berenang
pada usia kurang lebih 5 tahun. Meskipun mereka tidak mendapatkan pelajaran berenang
secara formal, namun karena kebiasaan sehari-hari bermain di air mereka menjadi
bisa berenang.
Pada
anak kecil yang tidak biasa bermain-main di air, umumnya tidak bisa berenang.
Apabila sekali-sekali mereka diajak ke kolam renang misalnya, mereka lebih
senang sekedar bermain-main dari pada untuk belajar berenang.
Berenang
sebenarnya sudah bisa diajarkan pada anak kecil, dan pada usia kurang lebih 3
tahun sudah bisa melakukannya, tentunya apabila cara mengajarnya benar. Sifat
perkembangan fisik pada awal masa anak kecil memungkan untuk bisa berenang.
Pada usia kurang lebih 2 tahun, kandungan lemak tubuh relatif masih cukup
besar. Ini memudahkan untuk mengapung, demikian juga kaki yang masih pendek
tidak menambah beban yang bisa menyebabkan daya apung berkurang.
E.
Minat
Melakukan Aktivitas Fisik
Setelah
anak bisa berjalan sendiri, semakin besarlah minatnya untuk melakukan aktivitas
fisik. Bisa diamati pada kehidupan anak kecil, pada umumnya mereka tidak mau
diam atau selalu aktif berbuat sesuatu. Umumnya anak kecil suka berjalan kian
kemari, untuk menjelajahi lingkungan sekitarnya, dan memegang aatau mengambil
segala sesuatu yang bisa dipegang atau diambilnya untuk digunakan sebagai
mainan. Apabila ia ingin mengambil sesuatu dan ternyata tidak mampu untuk
menjangkaunya karena berada pada tempat yang agak tinggi, ia akan berusaha
dengan memanjat apa yang ada di dekatnya atau menarik apa saja yang bisa
ditariknya. Anak kecil suka sekali memanjat kursi, bangku atau perabot rumah
tangga lainnya. Unsur kehati-hatian dan kemampuan mengontrol tubuh masih belum
baik sehingga sering sekali ia jatuh atau memecahkan barang-barang yang sempat
dipegangnya. Keadaan seperti itu terjadi pada awal masa anak kecil. Mendekati
usia 6 tahun kontrol tubuh sudah semakin baik.
Selepas
masa bayi, periode waktu yang digunakan untuk tidur semakin berkurang. Dengan
demikian, kesempatan melakukan aktivitassemakin besar. Kesempatan yang makin
besar sangat menguntungkan untuk pengembangan keterampilannya. Pada waktu tidak
tidur anak kecil selalu aktif berbuat sesuatu.
Kemampuan
anak kecil untuk memusatkan perhatiannya didalam melakukan aktivitas tertentu
masih terbatas. Perhatiannya masih mudah beralih pada sesuatu yang lain. Anak
kecil tidak akan tahan berlama-lama memerhatikan suatu objek atau kegiatan
tertentu. Mereka lebih senang memerhatikan objek secara bergantian. Jemu
memerhatikan sesuatu, akan beralih memerhatikan yang lain. Anak kecil mempunyai
sifat imajinatif, imitatif, dan rasa ingin tahunya besar. Imajinatif artinya
suka membayangkan sesuatu, imitatif suka meniru.
Anak
kecil umumnya menyenangi ativitas berirama atau aktivitas ritmik. Mereka senang
melakukan gerak-gerak berirama mengikuti irama lagu atau sambil bernyanyi. Pada
awal masa anak kecil, sering bisa dilihat anak begitu mendengar suara lagu
kemudian menggerak-gerakkan tangannya seperti gerakan menari atau
menggerak-gerakkan kepalanya mengikuti irama lagu yang didengar.
Sifat
individualistik dan egosentrik cukup menonjol dalam diri anak kecil.
Sifat-sifat ini tampak dimana anak kecil masin suka menangnya sendiri. Sering
dijumpai anak kecil rebutan mainan, meskipun bukan mainannya sendiri. Jika
tidak berhasil maka akan menangis untuk memperoleh perhatian sehingga
mendapatkan apa yang ia inginkan.
F.
Aktivitas
yang Diperlukan Anak Kecil
Agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal
sesuai dengan potensi yang dimiliki perlu diperhatikan sifat pertumbuhan dan
perkembangan yang ada pada mereka. Sifat-sifat tersebut digunakan sebagai pertimbangan
dalam upaya memberikan kondisi yang sesuai bagi anak-anak dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Sesuai dengan sifat –sifat pertumbuhan, perkembangan,
serta minat dalam melakukan aktivitas, berbagai pengalaman yang perlu diberikan
pada anak kecil adalah sebagai berikut:
1. Aktivitas
fisik yang cukup, yang memerlukan penggunaan otot-otot besar, misalnya otot
kaki, lengan, dan bahu. Misalnya berlarian, memanjat, berguling, merangkak.
2. Permainan
sederhana yang hanya memerlukan penjelasan sedikit, pengorganisasian yang
sederhana, dan tidak terlalu lama pada setiap macam permainan. Misalnya
permainan sembunyi-sembunyian.
3. Kesempatan
mencoba-coba berbuat sesuatu dan meniru gerakan-gerakan. Misalnya berjalan
menirukan gerak binatang.
4. Belajar
bekerjasama dan dan barusaha bersama dengan teman-temannya. Misalnya bermain
bola dalam kelompok.
5. Kesempatan
menggunakan sarana bermain dengan berbagai ukuran. Misalnya bermain bola yang
berbeda-beda ukuran.
Di dalam anak kecil melakukan aktivitas bermain,
peran orang dewasa sangat diperlukan, terutama untuk mengawasi keselamatannya.
Kemampuan anak kecil untuk mengontrol tubuhnya masih belum baik, karena itu
masih perlu pengawasan. Namun, perlu diingat bahwa sifat individualistik dan
egosentik yang ada pada anak kecil menjadikan mereka tidak senang terlalu
dicampuri atau terlalu diatur apabila sedang beraktivitas.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Perkembangan
gerak anak kecil merupakan kelanjutan dari perkembangan gerak yang telah
terjadi pada masa bayi. Pada akhir masa bayi, anak mulai bisa berjalan sendiri,
memegang suatu objek dan memainkannya secara sederhana. Dengan mulainya anak
bisa berjalan dan memainkan suatu objek walaupun baru secara sederhana,
kemampuan tersebut menjadi modal perkembangan selanjutnya. Dengan modal
kemampuan gerak tersebut, telah memungkinkan bagi anak untuk melakukan
aktivitas fisik untuk menejelajahi ruang lebih luas. Anak bisa berpindah dari
satu tempat ke tempat yang lain, dan bisa mengambil sesuatu untuk kemudian
menggunakannya untuk bermain-main. Kemungkinan melakukan aktivitas seperti
tersebut sengat menntukan perkembangan gerak selanjutnya.
Bagi
anak kecil aktivitas gerak fisik dan pengalaman yang diperoleh di dalamnya
bukan hanya bermanfaat untuk perkembangan fisik, perkembangan fungsi
organ-organ tubuh, dan perkembangan kemampuan gerak, melainkan juga bermanfaat
untuk perkembangan intelektualnya. Sebelum mampu membaca, menulis, dan
berhitung anak kecil akan lebih banyak mengekspresikan buah pikirannya melalui
aktivitas fisik.
B.
Saran
Di
dalam anak kecil melakukan aktivitas bermain, peran orang dewasa sangat
diperlukan, terutama untuk mengawasi keselamatannya. Kemampuan anak kecil untuk
mengontrol tubuhnya masih belum baik, karena itu masih perlu pengawasan. Namun,
perlu diingat bahwa sifat individualistik dan egosentik yang ada pada anak
kecil menjadikan mereka tidak senang terlalu dicampuri atau terlalu diatur
apabila sedang beraktivitas.
Bagi anda yang hobby bermain judi online seperti :
BalasHapusBandar Ceme, Ceme Keliling, Capsa Susun, Domino, Bandar Poker dan omaha poker
Mari segera bergabung bersama kami di s1288poker
Kami agen penyediaan jasa judi online terbaik dan terpercaya.
(WA : 081910053031)