Jumat, 18 Mei 2012

Mekanisme kemiosmotik mitokondria untuk membentuk ATP


Mekanisme kemiosmotik mitokondria untuk membentuk ATP 

Ionisasi hidrogen, rantai transpor Elektron, dan Pembentukan air. Langkah pertama fosforilasi oksidatif dalam mitokondria adalah mengionkan atom hidrogen yang dikeluarkan dari zat makanan. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tom hidrogen ini dikeluarkan berpasangan: yang satu segera menjadi ion Hidrogen H+, dan yang lain bergabung dengan NAD+ untuk membentuk NADH. Tahap awal adalah pembebasan ion Hidrogen lain dari NADH untuk membentuk ion hidrogen , H+ yang lain. Proses ini juga membentuk kembali NAD+  yang akan dipakai berulang ulang.
                Elektron yang dikeluarkan dari atom hidrogen untuk menimbulkan ionisasi hidrogen untuk menimbulkan ionisasi hidrogen, segera memasuki suatu rantai tranpor elektron dari aseptor elektron yang merupakan bagian integral dari membran dalam mitokondria. Aseptor elektron secara reversibel dapt di kurangi atu dioksidasi dengan menerima atau memberi elektron. Unsur penting dari ranrai transpor elektron ini meliputi flavo protein, sejumlah protein sulfida besi, ubiquinon, dan sitokrom B, C1,C, A dan A3. Tiap elektron dilepaskan dari aseptor ini ke aseptor yang lain sampai akhirnya elektron mencapai sitokrom A3, yang di sebut sitokrom Oksidase, karena mampu memberikan 2 elektron, sehingga mengurangi oksigen elementan untuk membentuk Beriom, yang kemudian bergabung dengan ion hidrogen untuk membentuk air.
                Pemempaan Ion Hidrogen kedalam bilik luar Mitokondria, di sebabkan oleh rantai trasport elektron. Sewaktu elektron melewati rantai transport elektron sejumlah besar energi dibebaskan. Energi ini digunakan untuk memompa Ion Hidrogen dari bagian dalam Matriks Mitokondria kedalam bilik luar diantara membran Mitokondria dalam dan luar. Keadaan ini menghasilkan Ion Hidrogen bermuatan positif berkonsentrasi tinggi dalam bilik ini dan juga menghasilkan potinsial listrik negatif yang kuat dibagian dalam Metriks.
 Pembentukan ATP. Langkah selanjutnya dalam Fost Volirasi Oksidatif adalh menguabh ADP menjadi ATP ini terjadi berkaitan dengan molekul protein besar yang menonjol sepenuhnya dari membran Mitokondria bagian dalam dan muncul dengan kepala seperti tombol kedalam Matriks Mitokondria bagian dalam. Molekul ini adalah ATPase, yang sifat fisiknya diperlihatkan disebut ATP Sintetase.
Kosentrasi Ion Hidrogen bermuatan positif yang tinggi di bilik luar dan perbedaan potensial listrik yang besar melalui membran bagian dalam menyaebabkan Ion Hidrogen mengalir kedalam Matriks Mitokondri melalui zat molekul ATPase. Sewaktu melakukan hal tersebut, energi yang dihasilkan dari aliran Ion Hidrogen ini digunakan oleh ATP ase untuk mengubah ADP menjadi ATP dengan menggabungkan ADP dengan suato radikan Fosfat Ionik bebas (PI), sehinggan menambah jumaln ikata Fosfat berenergi tinggi yang lain yang berkaitan dengan molekul.
 Langkah akhir dalam proses ini adalah pemindahan ATP dari bagian mitokondria kembali kesitoplasma sel proses ini terjadi melalui difusi pasif keluar dari bagian membran dalam dan kemudian dengan difusi sederhana melewati membran luar mitokondria permebel. Selanjutnya, ADP secara kontinu ditransfer dalam arah berlawanan untuk dikonfersi menjadi ATP secra berkesinambungan. Untuk tiap dua elektron yang berjalan melalui rantai trapor elektron (mewakili ionisasi dua atom hidrogen), dapat disintesis sampai 3 molekul  ATP.
Ringkasan pembentukan ATP selama pemecahan glukosa. kita sekarang dapat menentukan jumlah total molekul  ATP yang dalam kondisi optima, dapat dibentuk oleh enrgi dari satu molekul glukosa. 
1.       Selama  glikolisis, dibentuk 4 molekul ATP,dan 2 molekul dikeluarkan untuk menimbulkan foforilasi awal glukosa untuk memulai. Keadaan ini memberikan hasil akhir dua molekul ATP.
2.       Selam putaran siklus asam sitrat dibentuk 1 molekul ATP. Akan tetapi, karena setiap molekul glukosa dipecah menjadi dua molekul asam pirufat, terdapat dua putaran siklus untuk masing masing molekul glukosa yang di metabolisme, memberikan hasil akhir dua molekul ATP lagi.
3.       Slama keseluruhan proses pemecahan glukosa, total 24 atom hidrogen dilepaskasn selama glikolisis dan selama siklus asam sitrat. Dua puluh dari atom ini dioksidasi dalam hubungannya dengan mekanisme kemiosmotik yang melepaskan tiga molekul ATP per dua atom hidrogen yang dimetobolisme. Keadaan ini menghasilkan tambahann tiga puluh molekul ATP.
4.       Sisa empat atom hidrogen dilepaskan oleh dehidrogenase  atom hidrogen kedalam proses ogsidatif kemiosmotik di dalam mitokondria diluar tahap pertama. Dua molekul ATP biasanya dilepaskan untuk setiap dua atom hidrogen yang dioksidasi, sehingga membeikan total 4 molekul  ATP atau lebih.

Sekarang, dengan menjumlah semuah molekul ATP yang dibentuk, kita mendapatkan maksimum 38 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa yang diubah menjadi karbon dioksida dan air. Dengan demikian, 456.000  kalori energi dapat disimpan dalam bentuk ATP, sedangkan 686.000 kalori dibebaskan selama oksidasi lengkap dari tiap gram molekul glukosa. hal ini menunjukan keselurauhan efisiensi maksimum pemindahan energi sebesar 66%. Sisa energi 34 %  dapat dipakai oleh sel untuk melakukan fungsi yang spesifik.
Pengaturan pelepasan energi dari glikogen yang disimpan ketij=ka tubuh membutuhkan enegi tambahan: pengaruh konsentrasi ATP dan ADP sel dalam mengatur kecepatan glikolisis.
Pembebasan energi secara terus-menerus dari glukosa sewaktu energi tidak dibutuhkan oleh sel akan merupakan proses yang sia-sia. Oleh karena itu glikolisis dan oksidasi atom hidrogen berikutnya secara terus-menerus dikontrol sesuia dengan keperluan sel akan ATP.  Pengaturan ini dicapai melalui berbagai mekanisme pengaturan umpan balik dalam proses kimia. Diantara mekanisme tersebut yang lebih penting adalah pengaruh konsentrasi ADP dan ATP sel dalam mengatur kecepatan reaksi kimia dalam rangkain metabolisme energi.
Suatu cara ATP yang penting untuk membantu mengatur metabolisme energi adalah menimbulkan hambatan pada enzim fosfofroktokinase. Karena enzim ini meningkatkan pembentukan fruktosa 1,6-difosfatase, salah satu langkah awal dalam rangkain reaksi glikolisis, pengaruh akhir dari ATP sel yang berlebihan adalh menghambat atau bahkan menghentikan glikolisis, yang kemudian menghambat sebagian besar metabolisme karbohidrat. Sebaliknya, ADP menyebabkan perubahan yang berlawanan terhadap enzim ini, dan sangat meningkatkan enzim tersebut. Kapanpun enzim ATP dipakai oleh jaringan untuk menjalankan hampir semua reaksi kimia intrasel, keadaan ini akan mengurangi inhibisi ATP terhadap enzim fosfofruktokinase dan pada waktu yang hampir sama waktu meningkatkan aktifitas enzim sebagai akibat dari kelebihan ADP yang terbentuk. Dengan demikian, prose glikolisis mulai bekerja, dan total penyimpanan ATP sel akan terpenuhi.
Rantai pngaturan yang lain adalah ion sitrat yang dibentuk disiklus asam sitrat. Kelebihan ion ini juga sangat menghambat fosfofruktokinase, sehungga mencegah proses glikolisis mendahului kemampuan siklus asam sitrat untuk menggunakan asam pirufat yang dibentuk selama glikolisis.
Cara ketiga sintem ATP –ADP-AMP dalam mengatur metabolisme karbohidrat selain mengatur energi yang dilepaskan dari lemak dan protein, adalah sebagai berikut: dengan merujuk kembali pada berbagai reaksi kimia untuk membebaskan energi, kita melihat bahwa bila semua ADP didalam sel diubah menjadi ATP, ATP tambahan tidak dapat dibrntuk akibatnya, seluruh rangkain reaksi yang terlibat dalam penggunaan zat makanan glukosa, lemak dan protein untuk membentuk ATP dihentikan. Jadi, bila ATP dipakai oleh sel untuk menggerakkan berbagai fungsi fisiologis yang berbeda didalam sel, ADP dan AMP yang baru terbentuk akan melalui proses energi lagi dan ADP serta AMP hampir segera kembali menjadi bentuk ATP, dalam hal ini, pada dasarnya seluruh penyimpanan ATP secara otomatis dipertahankan, kecuali selama aktifitas sel yang ekstrim, misal olahraga berat.
Pembebasan Energi secara anaerob “glikolisis anaerob” kadang kadang oksigen tidak tersedia atau tidak cukup, sehingga fosforilasi oksidatif tidak terjadi. Namun bahkan dalam keadaan ini, sejumlah kecil energi masih dapat dibebaskan sel melalui tahapan glikolisis dari degradasi karbohidrat, karena reaksi kimia untuk pemecahan glukosa menjadi asam pirufat tidak memerlukan oksigen.
Proses ini sangat mubadzir untuk glukosa sebab hanya 24000 kalori energi yang dipakai untuk membentuk  ATP untuk setiap molekul glukosa yang dimetabolisme, yang bernilai hanya sedikit di atas 3 persen dari total energi dalam molekul glukosa. namun, pembebasan enrgi glikolisis bagi sel ini, yang dibut energi anaerob, dapat merupakan cara untuk mempertahakan kehidupan selama beberapa menit ketika oksigan tidak tersedia.
Pembentukan asam laktat selama glikolisis anaerob memungkinkan pelepasan anaerob extra. hukum kerja masa (the law of mass action) menyatakan bahwa suatu terbentuk hasil akhir reaksi kimia dalam medium reaksi, maka kecepatan reaksi akan menurun, yan mendekati nol. Dua hasil akhir dari reaksi glikolisis adalah (1) asam pirufat (2) atom hidrogen dikombinasi dengan NAD untuk membentuk NADH dan H, hasil pembentukan salah satu atau keduanya akan menghentikan proses glikolisis dan mencegah pembentukan ATP lebih lanjut. Bila jumlah keduanya mulai berlebihan, kedua hasil akhir ini akan bereaksi satu sama lain untuk membentuk asam laktat 
             OH                                                          Dehidrogenase laktat
CH3        C             COOH +NADH+H+      

                        OH
CH3             C             COOH+NAD+
                        H                             (ASAM LAKTAT)
Jadi pada keadaan anaerob, sejumlah besar asam piruvat akan diubah menjadi asam laktat, yang berdifusi keluar dengan mudah dari sel masuk kedalam cairan ekstrasel dan bahkan kedalam cairan intrasel dari sel lain yang kurang aktif. Oleh karena itu, asam laktat merupakan suatu tipe “ lubang masuk” (sinkhole) tempat produk akhir glikolisis dapat menghilang, sehingga glikolisis dapat berlangsung jauh lebih lama. Memang, glikolisis dapat berlanjut dalam waktu beberapa detik tanpa adanya perubahan ini. Sebaliknya, glikolisis dapat berlanjut selama beberapa menit, mensuplai tubuh dengan jumlah ATP esktra yang cukup banyak, bahkan dalam keadaan tanpa adanya oksigen pernafasan
Perubahan kembali asam laktat menjadi asam piruvat saat oksigen tersedia kembali. Bila seseorang mulai menghirup oksigen lagi setelah suatu periode metabolisme anaerob, asam laktak dikonfirmasi kembali menjadi asam piruvat dan NADH ditambah H+. Sebagian besar akan dioksidasi untuk membentuk sejumlah besar ATP. Kelebihan ATP ini kemudianmenyebabkan  sebanyak tiga perempat dari kelebihan asam piruvat yang tersisa diubah kembali menjadi glukosa.
Dengan demikian, sejumlah besar asam laktat yang terbentuk selama proses glikolisis anaerob tidak hilang dari tubuh, karena begitu oksigen tersediah kembali, asam laktat dapat diubah lagi menjadi glukosa atau langsung dapat dipakai kembali sebagai sumber energi. Sejauh ini sebagian besar dari proses pengubahan kembali ini terjadi di hati, tetapi sejumlah kecil dapat juga terjadi didalam jaringan lainnya.
Pemakaian asam laktat oleh jantung sebagai sumber energi. Otot jantung terutama mampuh mengubah asam laktat menjadi asam piruvat dan kemudian menggunakan asam piruvat sebagai sumber energi. Hal ini terjadi lebih hebat pada aktifitas berat, saat sejumlah besar asam laktat dilepaskan kedalam darah kedalam otot rangka dan dipakai sebagai sumber energi ekstra oleh jantung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar