Latar Belakang

Sedangkan jaringan adalah kumpulan dari beberapa sekelompok sel yang memiliki bentuk dan
fungsi yang sama. Dalam tubuh manusia terdapat atau dibagi dalam beberapa
kelompok jaringan : jaringan pengikat, jaringan otot, jaringan epithelium, dan
jaringan tulang. Jaringan-jaringan ini dikelompokan karena berdasarkan fungsi
yang sama. Misalnya jaringan epitel yang terdiri atas selapis sel epitel saja,
yang berfungsi atau terletak di bagian luar tubuh untuk membungkus jaringan
yang terdapat di dalam tubuh.
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di atas dapat kita ambil sebuah latar brlakang masalah: apakah
dan bagaimanakah fungsi sel dan jaringan yang terdapat di dalam tubuh manusia.
Tujuan Penulisan
Makalah
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas matakuliah fisiologi
yang di bimbing oleh Moch. Yunus dan untuk memahami struktur dan fungsi sel dan
jaringan.
PEMBAHASAN
I.
SEL
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi
dasar kehidupan dalam arti biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Oleh karena itu,
sel dapat berfungsi secara autonom asalkan
seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Semua organisme selular terbagi ke dalam dua golongan
besar berdasarkan arsitektur basal dari selnya, yaitu organisme prokariota dan organismeeukariota.
Organisme prokariota tidak memiliki inti sel dan mempunyai organisasi internal sel
yang relatif lebih sederhana. Prokariota terbagi menjadi dua kelompok yang
besar: eubakteria yang meliputi hampir seluruh jenis bakteri,
dan archaea,
kelompok prokariota yang sangat mirip dengan bakteri dan berkembang-biak di
lingkungan yang ekstrem seperti sumber air panas yang bersifat asam atau air
yang mengandung kadar garam yang sangat tinggi. Genom prokariota terdiri dari kromosom tunggal yang melingkar, tanpa
organisasi DNA.
Organisme
eukariota memiliki organisasi intraselular yang jauh lebih kompleks, antara
lain dengan membran internal, organel yang memiliki membran tersendiri
seperti inti sel dan sitoskeleton yang sangat terstruktur. Sel eukariota
memiliki beberapa kromosom linear di dalam nuklei, di dalamnya terdapat sederet molekul DNA yang sangat panjang yang terbagi dalam
paket-paket yang dipisahkan oleh histon dan protein yang lain. Jika panjang DNA diberi
notasi C dan jumlah kromosom dalam genom diberi notasi n, maka notasi 2nC
menunjukkan genom sel diploid,
1nC menunjukkan genom sel haploid,
3nC menunjukkan genom sel triploid,
4nC menunjukkan genom sel tetraploid. Pada manusia,
C = 3,5 × 10-12 g,
dengan n = 23, sehingga genom manusia dirumuskan menjadi 2 x 23 x 3,5 × 10-12,
karena sel eukariota manusia memiliki genom diploid.
Sejenis sel diploid yaitu sel nutfah dapat terdiferensiasi menjadi gamet haploid. Genom sel gamet pada manusia memiliki 23
kromosom, 22 diantaranya merupakan otosom, sisanya merupakan kromosom
genital. Pada oosit, kromosom genital
senantiasa memiliki notasi X, sedangkan pada spermatosit, kromosom
dapat berupa X maupun Y. Setelah terjadi fertilisasi antara kedua sel gamet yang berbeda
kromosom genitalnya, terbentuklah sebuah zigot diploid. Notasi genom yang digunakan
untuk zigot adalah 46,XX atau 46,XY.
Pada umumnya sel somatik merupakan sel diploid, namun terdapat
beberapa perkecualian, antara lain: sel darah merah dan keratinosit memiliki genom nuliploid. Hepatosit bergenom tetraploid 4nC, sedang megakariosit pada sumsum tulang belakang memiliki genom poliploid hingga 8nC,
16nC atau 32nC dan dapat melakukan proliferasi hingga menghasilkan ribuan sel
nuliploid. Banyaknya ploidipada sel
terjadi sebagai akibat dari replikasi DNA yang tidak disertai pembelahan sel,
yang lazim disebut sebagai endomitosis
Perkembangan sel
Di dalam tubuh manusia,
telah dikenali sekitar 210 jenis sel. Sebagaimana organisme multiselular lainnya,
kehidupan manusia juga dimulai dari sebuah sel embrio diploid hasil dari fusi
haploid oositdan spermatosit yang kemudian mengalami serangkaian mitosis. Pada tahap awal, sel-sel
embrio bersifat totipoten,
setiap sel memiliki kapasitas untuk terdiferensiasi menjadi salah satu dari
seluruh jenis sel tubuh. Selang berjalannya tahap perkembangan, kapasitas
diferensiasi menjadi menurun menjadi pluripoten,
hingga menjadi sel progenitor yang hanya memiliki
kapasitas untuk terdiferensiasi menjadi satu jenis sel saja, dengan kapasitas unipoten.
Pada level molekular,
perkembangan sel dikendalikan melalui suatu proses pembelahan sel, diferensiasi
sel, morfogenesis dan apoptosis. Tiap proses, pada awalnya, diaktivasi secara
genetik, sebelum sel tersebut dapat menerima sinyal mitogenik dari lingkungan di luar
sel.
Proses pembelahan sel
Siklus sel adalah proses duplikasi
secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA kromosom yang cukup banyak dan
mendukung segregasi untuk menghasilkan dua sel anakan yang identik secara
genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang (siklik). Pertumbuhan
dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami sel untuk
tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi
waktu pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi
atau translasi gen pada masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya.
Fase pada siklus sel
1. Fasa S (sintesis): Tahap
terjadinya replikasi DNA
2. Fasa M (mitosis): Tahap terjadinya pembelahan sel (baik pembelahan
biner atau pembentukan tunas)
3. Fasa G (gap): Tahap
pertumbuhan bagi sel.
1. Fasa G0, sel
yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan diam atau sel tidak
melakukan pertumbuhan maupun perkembangan. Kondisi ini sangat bergantung pada
sinyal atau rangsangan baik dari luar atau dalam sel. Umum terjadi dan beberapa
tidak melanjutkan pertumbuhan (dorman) dan mati.
2. Fasa G1, sel
eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokinesis dan sintesis.
3. Fasa G2,
pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis.
Fasa tersebut berlangsung dengan urutan S
> G2 > M > G0 > G1 > kembali ke S. Dalam
konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase.
Diferensiasi sel
Regenerasi sel adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan untuk mengisi
ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak.Diferensiasi sel adalah proses pematangan suatu sel menjadi sel yang spesifik dan
fungsional, terletak pada posisi tertentu di dalam jaringan, dan mendukung
fisiologis hewan. Misalnya, sebuah stem cell mampu berdiferensiasi menjadi sel kulit.
Saat sebuah sel tunggal,
yaitu sel yang telah dibuahi, mengalami pembelahan berulang kali dan
menghasilkan pola akhir dengan keakuratan dan kompleksitas yang spektakuler,
sel itu telah mengalami regenerasi dan diferensiasi.
Regenerasi dan diferensiasi sel
hewan ditentukan oleh genom. Genom yang identik terdapat pada setiap sel, namun
mengekspresikan set gen yang berbeda, bergantung pada jumlah gen yang
diekspresikan. Misalnya, pada sel retina mata, tentu gen penyandi karakteristik
penangkap cahaya terdapat dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada ekspresi
gen indera lainnya.
Morfogenesis
Pengekspresian gen itu
sendiri memengaruhi jumlah sel, jenis sel, interaksi sel, bahkan lokasi sel.
Oleh karena itu, sel hewan memiliki 4 proses esensial pengkonstruksian embrio
yang diatur oleh ekspresi gen, sebagai berikut:
Proliferasi sel
menghasilkan banyak sel dari satu sel
Spesialisasi sel
menciptakan sel dengan karakteristik
berbeda pada posisi yang berbeda
Interaksi sel
mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan
sel tetangganya
Pergerakan sel
menyusun sel untuk membentuk struktur
jaringan dan organ
Pada embrio yang
berkembang, keempat proses ini berlangsung bersamaan. Tidak ada badan pengatur
khusus untuk proses ini. Setiap sel dari jutaan sel embrio harus membuat
keputusannya masing-masing, menurut jumlah kopi instruksi genetik dan kondisi
khusus masing-masing sel. Sel tubuh, seperti otot, saraf,
dsb. tetap mempertahankan karakteristik karena masih mengingat sinyal yang
diberikan oleh nenek moyangnya saat awal perkembangan embrio
Apoptosis
Apoptosis merupakan
bagian dari perkembangan sel, sel tidak dapat mati begitu saja tanpa suatu
mekanisme yang tertanam di dalam sel, yang dapat diaktivasi oleh sinyal
internal maupun eksternal.
Struktur sel
Sel eukariota
Secara umum setiap sel memiliki
§ membran sel,
§ sitoplasma,
dan
§ inti sel atau
nukleus.
Sitoplasma dan inti sel bersama-sama
disebut sebagai protoplasma. Sitoplasma
berwujud cairan kental (sitosol) yang di dalamnya terdapat berbagai organel yang
memiliki fungsi yang terorganisasi untuk mendukung kehidupan sel. Organel
memiliki struktur terpisah dari sitosol dan merupakan
"kompartementasi" di dalam sel, sehingga memungkinkan terjadinya
reaksi yang tidak mungkin berlangsung di sitosol. Sitoplasma juga didukung oleh
jaringan kerangka yang mendukung bentuk sitoplasma sehingga tidak mudah berubah
bentuk.
Organel-organel yang ditemukan pada
sitoplasma adalah
§ mitokondria (kondriosom)
§ badan Golgi (diktiosom)
§ vakuola (khusus
tumbuhan)
Sel prokariota
Sel tumbuhan dan sel bakteri memiliki
lapisan di luar membran yang dikenal sebagai dinding sel.
Dinding sel bersifat tidak elastis dan membatasi perubahan ukuran sel.
Keberadaan dinding sel juga menyebabkan terbentuknya ruang antarsel, yang pada
tumbuhan menjadi bagian penting dari transportasi hara dan mineral di dalam
tubuh tumbuhan.
II.
JARINGAN
Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang
sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu fungsi fisiologi yang sama membentukorgan. Jaringan dipelajari
dalam cabang biologi yang dinamakan histologi,
sedangkan cabang biologi yang mempelajari berubahnya bentuk dan fungsi jaringan
dalam hubungannya dengan penyakitadalah histopatologi.
Jaringan dimiliki oleh
organisme yang telah memiliki pembagian tugas untuk setiap kelompok sel-selnya.
Organisme bertalus,
seperti alga ("ganggang") dan fungi ("jamur"), tidak memiliki
perbedaan jaringan, meskipun mereka dapat membentuk struktur-struktur khas
mirip organ, seperti tubuh buah dan sporofor. Tumbuhan
lumut dapat dikatakan
telah memiliki jaringan yang jelas, meskipun ia belum memiliki jaringan
pembuluh yang jelas.
Ada empat kelompok jaringan dasar yang membentuk tubuh
semua hewan, termasuk manusia dan organisme multiseluler tingkat
rendah seperti artropoda: jaringan
epitelium, jaringan pengikat, jaringan penyokong, dan jaringan saraf.
§ Jaringan epitelium.
Jaringan yang disusun oleh lapisan sel yang melapisi
permukaan organ seperti permukaan kulit.
Jaringan ini berfungsi untuk melindungi organ yang dilapisinya, sebagai
organ sekresi dan penyerapan.
Jaringan epitel terdiri dari 3 macam:
1. Eksotelium: epitel yang membungkus bagian luar
tubuh
2. Endotelium: epitel yang melapisi organ dalam tubuh
3. Mesotelium: epitel yang membatasi rongga tubuh
Fungsi jaringan epitelium yakni:
a. Absorpsi, misalnya pada usus yang menyerap
sari-sari makanan
b. Sekresi, contohnya testis yang mensekresikan sperma
c. Ekskresi, kulit yang mengeluarkan keringat
d. Transportasi, mengatur tekanan osmosis dalam tubuh
e. Proteksi, kulit melindungi jaringan tubuh di
bawahnya
f. Penerima rangsang, kulit yang menanggapi rangsang
dari luar
g. Pernapasan, kulit katak berfungsi sebagai alat
pernapasan
h. Alat gerak, selaput kaki pada kulit katak membantu
dalam pergerakan
g. Mengatur suhu tubuh, kulit mengatur suhu tubuh
dengan mengeluarkan keringat jika tubuh kepanasan
1.
Jaringan pengikat.
Sesuai namanya, jaringan pengikat berfungsi untuk
mengikat jaringan dan alat tubuh. Contoh jaringan ini adalah jaringan darah.
2.
Jaringan otot.
Jaringan otot terbagi atas tiga kategori yang berbeda
yaitu otot licin yang dapat ditemukan di organ tubuh bagian dalam, otot lurik
yang dapat ditemukan pada rangka tubuh, dan otot jantung yang dapat ditemukan
di jantung.
3.
Jaringan saraf.
adalah jaringan yang berfungsi untuk mengatur
aktivitas otot dan organ serta menerima dan meneruskan rangsangan.
4.
Jaringan penyokong
adalah jaringan yang terdiri dari jaringan tulang
rawan dan jaringan tulang yang berfungsi untuk memberi bentuk tubuh,melindungi
tubuh,dan menguatkan bentuk tubuh
PENUTUP
KESIMPULAN
Hal-hal yang dapat disimpulkan dari
diferensiasi sel adalah : Karakteristik khusus pertumbuhan sel dan pembelahan
sel adalah direrensiasi sel,yang berarti
perubahan sifat fisik dan fungsi
sel sewaktu sel berproliferasi dari embrio untuk membentuk struktur tubuh yang
berbeda-beda.Teori yang paling awal dan paling
sederhana untuk menjelaskan
diferenssiasi adalah bahwa kemposisi genetic dari nucleus mengalami perubahan selama generasi selberikutnya dalam cara yang
sedemikian rupa sehingga satu sel anak mewarisi sebuah perangkat gen yang
berbeda dari sel anak yang lain. Teori ini sekarang sudah disangkal dalam
banyak hal tetapi dilukiskan paling baik. Jaringan merupakan kumpulan dari
beberapa sel yang memiliki bentuk danstruktur yang sama. Yang menempati bagian
bagian tersendiri didalam tubuh.
oleh di copy gak iki?
BalasHapuskak daftar pustaka-nya mana?
BalasHapus